SIMPOSIUM GURU
& TENAGA KEPENDIDIKAN
SERTA PUNCAK
PERINGATAN HARI GURU TAHUN 2016
Pagi
itu, Jum’at, 25 November 2016 tepat bersamaan dengan peringatan HUT PGRI yang
diperingati sebagai Hari Guru, saya bersama-sama dengan 65 orang guru SD yang
lain akhirnya slesai mengikuti PLPG Gelombang IV di Hotel Museum Batik. Acara
ditutup oleh Bpk Faturrahman, M.Pd. pada pukul 09.00 WIB. Kami pun bersuka cita
dan tak lupa teman-teman menggunakan moment berharga tersebut untuk berfoto
bersama. Namun, saya terpaksa kehilangan moment tersebut karena harus segera
pulang.
Sekitar
jam sepuluh pagi, saya sampai di kontrakan. Saya pun segera berkemas
mempersiapkan baju-baju dan keperluan lain yang harus saya bawa ke Bogor.
Alhamdulillah ada sedikit waktu untuk bisa rebahan. Setelah sholat Dhuhur, saya
pun segera berangkat ke Bandara Adisucipto yang membutuhkan waktu sekitar 30
menit dari Bantul. Pukul satu siang saya pun tiba di bandara. Tak lama
kemudian, ketujuh teman guru yang kemarin jadi finalis OGN Jenjang Dikdas pun tiba.
Pukul 13.30 kami checkin, kemudian menitipkan bagasi, lalu menunggu saat boarding. Di ruang tunggu, kami bertemu
dengan kelompok yang lain yang juga akan mengikuti symposium, di antaranya dari
kelompok Guru Berprestasi, Inobel, dan Pengawas serta Tenaga Kependidikan
Berprestasi.
Pesawat kami berangkat pukul 15.20 dengan maskapai
Garuda Indonesia. Ini pengalaman ketiga saya naik pesawat. Alhamdulillah
penerbangan kami lancar dan pukul 16.25 kami tiba di Bandara Soekarno-Hatta.
Kami pun menjalankan ibadah sholat Ashar lalu menuju ke tempat parker di lantai
dua di mana kami sudah ditunggu oleh sopir Taksi langganan Dinas Dikpora DIY.
Perjalanan
menuju Bogor waktu itu cukup memakan waktu. Kami berangkat dari bandara pukul
17.00 dan baru tiba di Hotel Salak pada pukul 19.45.Kami pun segera checkin
lalu ke ruang makan, melakukan registrasi peserta, dan mendapatkan pengarahan
untuk acara symposium pagi harinya. Saat masuk ke kamar, bagi saya sungguh luar
biasa. Wow! Kami mendapat fasilitas kamar yang sangat mewah. Hotel Salak
terletak tepat di depan Istana Bogor, dekat dengan Kebun Raya Bogor.
Pagi harinya,
pukul 05.00 pagi kami sudah harus sarapan dan pukul 06.00 pagi kami menuju bus
untuk berangkat ke Sentul International
Convention Centre (SICC). Tak lupa saya dan teman-teman berfoto dulu di
depan hotel. Kemudian kami semua, sekitar 150 orang menuju menuju SICC dengan
tiga bus. Pukul 07.00 kami sudah sampai di SICC. Di sana juga ada pameran
pendidikan. Kami pun masuk ke gedung SICC. Acara Simposium Guru dan Tenaga
Kependidikan Tahun 2016 ini dihadiri oleh sekitar 2000 orang. Acara ini
merupakan symposium yang kedua yang diselenggarakan oleh Dirjen GTK.
Gambar 1. Kenangan di depan Hotel Salak Bogor
Symposium
dibuka pada pukul 08.00 oleh Bpk Dirjen, yaitu Bpk Sumarna Surya Pranata.
Beliau mengulas mengapa nilai UKG guru cukup rendah, di antaranya karena
guru-guru kita terbiasa berada di zona nyaman dan banyak guru yang masih gagap
teknologi alias gaptek. Dari
simposium ini diharapkan akan muncul metodologi baru dan inovasi baru dalam
proses pembelajaran yang muaranya diharapkan akan meningkatkan prestasi siswa.
Beliau pun meneriakkan jargon yang sangat menggugah semangat, yaitu :
“AKU BANGGA,
JADI GURU”
“JADI GURU, AKU
BANGGA”
“GURU MULIA,
KARNA KARYA”
“KARNA KARYA,
GURU MULIA”
Setelah
acara pembukaan, maka peserta pun masuk ke ruangan-ruangan sesuai dengan
kelompok mereka. Saya pun masuk ke ruang yang khusus untuk guru SD. Pada hari
itu, ada sepuluh orang finalis symposium yang akan mempresentasikan artikel
mereka. Mereka pun dinilai oleh beberapa orang dewan yuri untuk diambil tiga
pemenang. Finalis tersebut adalah:
1.
Urip
Nurdiana, M.Pd. dari SDN kebun Kosong, Jakarta Pusat (Juara I)
Mengembangkan integrasi pembelajaran dengan teknologi internet
(Pembelajaran model hybrid) dengan judul artikel “TPCK (Technology Pedagogical & Content Knowledge) Melalui Jejaring
Medsos Facebook dan Google Drive”.
2.
Raman
Singkiriwang, M.Pd. dari SDN 8 Kepahiang, Bengkulu
Mengembangkan media simulasi
bagaimana agar arus listrik yang bergerak dapat diamati dengan “Media Simulasi
PhET (Physics Education Technology) dan
Strategi POE (Predict, Observe, Explain)”.
3.
Desi
Rusnita, S.Pd. dari SDN 8 Kepahiang, Bengkulu
Mengembangkan media pembelajaran “Kartika Brangkas” yang merupakan
adaptasi dari Dakota (Dakon Matematika).
4.
N.
Chania Zamzani, S.Pd. dari Mojokerto
Mengambil tema tentang
pendidikan karakter yaitu “Penerapan Disiplin”
5.
Ahmad
Fauzi, S.Pd. dari Alor, NTT (Juara III)
Merupakan seorang guru di daerah 3T yang berusaha “menumbuhkan
nasionalisme” kepada peserta didik melalui pembiasaan upacara bendera dan
menyanyikan lagu-lagu nasional.
6.
Teri
Restu, M.Pd. dari SD Islam Bani Hasyim, Surabaya (Juara II)
Mengembangkan
“Kegiatan Literasi Model GELAB (Gerak, Lagu, Budaya)” yang telah diterapkan
dengan sukses di sekolahnya.
7.
Yety
Dwi Novia, S.Pd. dari SDN Keyongan Babat, Lamongan
Menumbuhkan minat baca melalui “Kegiatan SAMISATA (Satu Minggu Satu
Tantangan) Literasi”.
8.
Agus
Budi Utomo, S.Pd. dari SDN Cipuler 04, DKI Jakarta
Mengambil
topik “Pembinaan Karakter Melalui Permainan Pramuka Berkelompok” yang telah
diterapkan di beberapa SD di DKI Jakarta.
9.
Olga
Maria W., M.Pd. dari Manado, Sulawesi Utara
Mengambil tema “Penanganan Pencemaran Lingkungan melalui Pemanfaatan
Batok Kelapa dan Plastik untuk Membuat Lampu Hias”.
10. Muh. Safari, M.Pd. dari MI Miftahul Huda, Pabelan,
Semarang
Mengembangkan aplikasi “Musik Virtual Gamelan” untuk memperkenalkan
gamelan Jawa kepada murid-muridnya.
Artikel
lengkap bisa dilihat di www.simposiumgtk.kemdikbud.go.id/karya
Acara penutupan symposium dimulai
pada pukul 16.00 dengan menampilkan beberapa hiburan berupa tari-tarian,
lagu-lagu nasional, dan pembacaan puisi. Selain penutupan symposium, juga ada
agenda penyematan Satyalancana bagi tokoh-tokoh yang berjasa/berprestasi di
bidang pendidikan oleh Menteri Pendidikan, Prof. Dr. Muhadjir Efendi, M.Ap.
Acara symposium akhirnya resmi ditutup pada pukul 18.30. Kemudian kami pun
kembali ke Hotel Salak untuk makan malam lalu beristirahat.
Gambar 2. Penyematan Satyalancana oleh Mendikbud
Pagi harinya, pukul 05.00
kami sudah sarapan, lalu pukul 06.00 kami menyelesaikan urusan administrasi dan
pembagian tiket pulang oleh panitia. Pukul 07.00 kami berangkat menuju SICC
untuk mengikuti Acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional. Pukul 07.30 kami
sampai di bunderan jalan menuju SICC. Namun kendaraan tidak diperkenankan
masuk, akhirnya sopir mencari tempat untuk parkir bus dan ternyata kami
mendapat lokasi parkir yang sangat jauh dari bunderan tadi, sekitar satu
kilometer karena membludaknya orang yang hadir ke acara tersebut untuk bertemu
dengan Bapak Presiden RI.
Kami pun harus berjalan
sejauh satu kilometer dari lokasi parkir bus untuk mencapai bunderan. Dari
bunderan menuju ke SICC kami masih harus berjalan lagi sejauh satu kilometer.
Jam 08.00 kami baru sampai di SICC, lalu masuk dan mencari tempat duduk. Acara
dimulai pada pukul 08.45 sambil menunggu kedatangan Presiden RI, kami disuguhi
persembahan kesenian berupa: Tari Merak, Parade Puisi Guru, Lagu Indonesia
Jaya, Tari Rantak Sumbar, Paduan Suara Siswa, Puisi, dan Paduan Suara Guru.
Tepat pukul 10.00 Presiden RI, Bpk Ir. Joko Widodo beserta Ibu Iriana tiba di
lokasi, disambut oleh Menko PMK, Mendikbud, Menag, dan Gubernur Jabar. Kemudian
hadirin dimohon berdiri untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
dilanjutkan dengan persembahan Tari Tifa dan Laporan Plt. Ketua Umum PGRI, Dr.
Unifah Rosyidi, M.Pd. Dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Hymne Guru dan
prosesi pemberian penghargaan 10 terbaik peserta Symposium Guru dan Tenaga
Kependidikan Tahun 2016 oleh Mendikbud.
Gambar 3. Suguhan Tari Merak
Acara dilanjutkan dengan
penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Pendidikan oleh Presiden RI bagi
20 orang terpilih. Dilanjutkan dengan pemberian penghargaan Dwija Praja Nugraha
kepada 15 Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota) yang konsern terhadap
pendidikan di daerahnya oleh Presiden RI. Kemudian Presiden RI, Bpk Ir. Joko
Widodo memberikan sambutannya agar seluruh komponen bangsa terutama guru,
bersatu padu dalam mendidik anak bangsa. Acara diakhiri dengan pembacaan doa
oleh Wasekjen Bidang Pendidikan dan Kader Ulama MUI Pusat, Dr. H. Amirsyah,
M.Ag. Pukul 11.30, Presiden RI beserta Ibu Negara meninggalkan SICC diiringi
oleh Paduan Suara Siswa yang menyanyikan Lagu-lagu Nasional seperti: Tanah
Airku, Bangun Pemudi Pemuda, Merah Putih, dan Gebyar-gebyar. Acara dilanjutkan
dengan pemberian Door Prize yang
sangat banyak dan menarik, berupa: 5 unit sepeda motor, 20 unit laptop, 5 unit smartphone, dll. Sementara di luar
gedung, hujan turun dengan lebatnya.
Gambar 4. Penganugerahan Satyalancana oleh Presiden RI
Saking banyaknya doorprize, sampai pukul 13.30 pun belum
selesai. Akhirnya kami pun keluar dari gedung SICC dan menuju ke kantin untuk
mengambil Snack dan makan siang.
Seharusnya peserta mendapat souvenir
berupa kaos dan produk dari sponsor, namun karena pengambilan souvenir hanya satu pintu sedangkan
peserta yang datang mencapai lebih dari 15.000 orang maka terjadilah antrian
yang berjubel dan berdesak-desakan.
Mengingat waktu sudah hampir
pukul 14.00 dan kami harus mengejar pesawat, maka kami pun terpaksa menembus
hujan yang cukup deras waktu itu. Kami pun basah kuyup karena harus berjalan
sejauh hamper tiga kilometer. Dua kilometer menuju bus untuk mengambil
koper-koper kami dan satu kilometer untuk kembali ke bunderan dimana sopir taxi
menunggu kami, karena tidak memungkinkan bagi sopir itu untuk menuju bus kami
mengingat penuhnya parkiran di sepanjang jalan menuju SICC. Sungguh pengalaman
yang tak kan terlupa. Baju kami pun basah kuyup dengan bagian bawah rok/clana
dan sepatu yang penuh percikan lumpur.
Dalam keadaan kedinginan
karena pakaian yang basah, kami menempuh perjalanan menuju Bandara Soekarno
Hatta. Pada pukul 17.00, kami akhirnya sampai di bandara. Kami bergegas checkin kemudian berganti pakaian lalu
menunaikan sholat. Pukul 17.30 kami mengurus bagasi, lalu segera menuju ruang
tunggu. Satu kejadian yang mencemaskan terjadi lagi. Salah satu teman kami, Bpk
Sugeng Widodo tidak ada. Kami bingung mencari kemana-mana karena ponselnya
tidak aktif. Demi Alloh, saya sangat cemas waktu itu karena kami harus segera boarding. Tepat pukul 18.00, setelah
beberapa dari kami muter-muter, akhirnya WA saya masuk dan beliau muncul dengan
senyum-senyum padahal kami sudah sangat bingung. Ternyata pak Sugeng sedang
mengecharge batrei HP-nya, dan Bu Ponikem yang dipamiti lupa. Akhirnya kami
berjalan menuju tempat boarding
pesawat dan sampai tepat pada saat kami dipanggil agar segera naik ke pesawat.
Gambar 5. Menuju lokasi boarding di Bandara Soekarno Hatta
Pesawat kami berangkat dari
bandara pukul 18.30 dan seharusnya tiba di jogja pukul 19.40. Namun, saat kami hampir
mendarat cuaca di jogja sedang kurang kondusif, terjadi hujan deras sehingga di
luar terlihat sangat gelap. Pesawat kami pun harus berputar-putar dahulu,
sebelum mendapat posisi yang tepat dan kondusif untuk mendarat. Akhirnya pukul
20.05, pesawat kami bisa mendarat dengan selamat. Hujan pun telah reda. Kami
pun mengambil bagasi dan saling berpamitan karena entah kapan lagi bisa pergi
bersama. Akhirnya saya pun menuju tempat penitipan sepeda motor, dimana saya
menitipkan sepeda motor saya. Saya pun pulang dan sampai di kontrakan dengan
selamat pukul 21.00. Perjalanan kali ini sungguh sangat berkesan, penuh
kegembiraan sekaligus ketegangan. Terima kasih teman-teman.. Kisah ini takkan
terlupa… Semoga tahun depan kita bias bersama lagi dalam event yang sama sebagai penerima penghargaan Satyalancana.. Aamiin…