Minggu, 13 November 2016

Kisah Seputar Seleksi Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2016



 
Pada pertengahan bulan Maret tahun 2016, saat anak-anak sedang mengikuti UTS semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 saya menjalani operasi kista karena menurut dokter sudah cukup besar yaitu diameter 5 cm. Kira-kira 3 minggu setelah saya menjalani operasi, saya membaca informasi di Info Tendik Sleman tentang seleksi Olimpiade Sains Guru Kabupaten Sleman Tahun 2016. Saya menanyakan ke teman-teman adakah yang berminat ikut seleksi dan ternyata ketika itu belum ada yang berminat. Kemudian saya memberanikan diri untuk matur kepada Kepala Sekolah bahwa saya berminat untuk ikut dalam seleksi tersebut untuk menjajal sejauh mana kemampuan saya jika dibanding dengan guru-guru se-Kabupaten Sleman.
Seleksi tahap pertama dilakukan pada hari Kamis, 14 April 2016 pukul 08.00-11.30 WIB di Gedung Unit 1 Pemda Kabupaten Sleman. Seleksi dilakukan secara tertulis meliputi tes kemampuan pedagogik (20 soal) dan kemampuan profesional (80 soal). Kira-kira seminggu kemudian, diumumkanlah tiga besar finalis Olimpiade Sains Guru Kabupaten Sleman. Alhamdulillah nama saya tercantum bersama dua orang teman saya yaitu Ibu Riris Pawindhawati (SDN Samirono) dan Bapak Dedi Arifianto (SDN Semarangan 4, Godean).
Seleksi tahap akhir dilakukan pada hari Rabu, 27 April 2016 pukul 08.30-selesai di Ruang RA. Kartini (Lantai 1) Dinas Dikpora Sleman. Seleksi dilakukan dengan wawancara/Tanya jawab dan Presentasi. Adapun hal-hal yang dipersiapkan adalah dua RPP MTK dan IPA, Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat, dan hasil-hasil eksperimen, alat peraga, serta media pembelajaran hasil karya finalis. Seleksi dilakukan oleh Bapak Bambang Lipuro, Guru Berprestasi yang berpengalaman mengajar selama 17 tahun di SDN Percobaan 3 Pakem dan sekarang menjadi Pengampu KS di SDN Demak Ijo 2. Saat itu, saya membuat alat peraga Papan Pecahan dan media pembelajaran Rantai Makanan & Jaring-Jaring Makanan.
Alhamdulillah, seminggu kemudian hasil seleksi keluar dan saya dinyatakan sebagai Juara I dan mendapat mandat untuk maju seleksi di tingkat provinsi. Penyerahan Piala dilakukan pada hari Senin, 2 Mei 2016 pukul 08.00 WIB saat Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 di Lapangan Pemerintah Kabupaten Sleman oleh Bupati Sleman, Bapak Sri Purnomo.
Setelah itu, pihak Dinas Dikpora Kabupaten Sleman menyelenggarakan dua kali pembinaan. Pertama, pada hari Kamis, 12 Mei 2016 pukul 13.00-selesai di Ruang Kartini (Lantai 1) oleh Ibu Fitri Suryani (SDN Godean 3) peraih medali perunggu pada Olimpiade Sains Guru Nasional Tahun 2015. Kedua, pada hari Rabu, 25 Mei 2016 pukul 09.00-selesai di Ruang Ki Hajar Dewantoro (Lantai 3) oleh Dosen-dosen dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Selain mengikuti pembinaan, saya juga belajar secara mandiri mempelajari kisi-kisi materi yang ada di Pedoman Pelaksanaan Olimpiade Guru Nasional (OGN) untuk Guru SD dan SMP Tahun 2016. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan pergantian nama dari Olimpiade Sains Nasional Guru (OSNG) menjadi OGN maka cakupan materi seleksi juga bertambah. Semula materi hanya mencakup Matematika dan IPA, untuk tahun ini mencakup empat mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, IPS, Matematika, dan IPA.
Selanjutnya seleksi di tingkat provinsi DIY diselenggarakan serentak se-Indonesia, pada hari Rabu, 25 Agustus 2016 pukul 08.00-selesai di Dinas Dikpora DIY. Seleksi dilaksanakan secara tertulis terdiri dari soal pilihan ganda dan soal uraian singkat. Hasil seleksi diranking secara nasional diambil 34 peserta untuk mengikuti seleksi OGN Tahun 2016 Tingkat Nasional.
Sekitar satu bulan setelah seleksi, yaitu awal bulan Oktober 2016 daftar finalis OGN Tahun 2016 Tingkat Nasional keluar. Alhamdulillah nama saya ada bersama teman saya Bapak Heri Mulyanta dari SDIT Ar-Raihan Bantul. Setelah itu, diadakan Rapat Persiapan Peserta OGN Provinsi DIY yaitu pada hari Jumat, 7 Oktober 2016 pukul 10.00-selesai di Ruang Sasana Wiyata Dinas Dipora DIY. Kemudian dilakukan pembinaan sebanyak dua kali pada hari Rabu, 12 Oktober 2016 pukul 13.00-selesai dan hari Selasa, 25 Oktober 2016 pukul 13.00-selesai di Ruang Sasana Wiyata Lantai 2 Dinas Dikpora DIY.
Akhirnya saatnya seleksi final pun tiba, hari Senin-Jum’at tanggal 31 Oktober s.d. 4 November 2016 di Hotel Grand Whiz Jakarta Utara. Senin, 31 Oktober pukul 11.00 WIB kami kontingen dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah tiba di Hotel Grand Whiz, lalu check in. Pukul 14.00 kami melakukan registrasi peserta dan pembukaan OGN Tingkat Nasional Tahun 2016 dilaksanakan pada pukul 16.00 di Ballroom Lantai 2. Pada malam hari pukul 20.00 ada sedikit pengarahan dari panitia terkait prosedur seleksi keesokan harinya.
Selasa, 1 November 2016 proses seleksi dimulai. Tahap pertama, tes tertulis selama tiga jam pukul 08.30-11.30 WIB meliputi empat mata pelajaran masing-masing 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian terbatas. Jadi total ada 80 butir soal. Kemudian dilanjutkan tes eksperimen/kinerja/eksplorasi pada pukul 13.30-17.30 WIB. Tes ini dibagi menjadi dua tahap, tahap I tes keterpaduan mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia. Tahap II tes keterpaduan mata pelajaran IPA dan Matematika.
Pada Tahap I, finalis diminta membuat Peta Provinsi Daerah Asal, Peta Potensi Daerah Asal, dan Teks Deskripsi Potensi Wilayah Daerah Asal. Pada Tahap II, finalis diminta melakukan eksperimen tentang Kapilaritas dan Debit Air, lalu membuat Laporan Hasil Praktikum, dan merancang Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) untuk penguasaan materi Kapilaritas dan Debit Air. Pada malam harinya, pukul 19.30-21.30 WIB kami melanjutkan tugas menyiapkan bahan tes presentasi untuk keesokan harinya. Karena kelelahan maka saya memutuskan untuk tidur/beristirahat terlebih dahulu. Pada pukul 02.00 WIB dini hari, saya bangun untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan dipresentasikan.
Tes presentasi dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November 2016 mulai pukul 08.00-15.00 WIB untuk mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia, dinilai oleh dua dewan yuri. Tes presentasi kedua dilaksanakan pukul 15.30-21.30 WIB untuk mata pelajaran IPA dan Matematika, dinilai oleh tiga dewan yuri.
 Setelah dua hari peserta disibukkan oleh serangkaian tes yang melelahkan, pada hari Kamis, 3 November 2016 peserta diajak jalan-jalan ke Duffan untuk refreshing, menghilangkan kepenatan. Disana saya mencoba beberapa wahana, seperti: Kuda-Kudaan, Bianglala, Kora-Kora, Istana Boneka, Rumah Miring, dan Rumah Sesat. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB dan kami harus kembali ke Bus untuk segera kembali ke Hotel. Pukul 15.30 WIB kami tiba di hotel, lalu beristirahat sejenak.
Malam harinya, pukul 20.00 WIB acara penutupan dan pengumuman peraih medali dilaksanakan. Acara ini dihadiri oleh banyak pejabat dari Dirjen GTK, dewan yuri, panitia penyelenggara, dan para peserta. Saat dibacakan siapa saja peraih medali perunggu untuk tiap mata lomba dan nama saya tidak disebut, saya sudah merasa lemas. Saya khawatir tidak bisa meraih medali dan membawa nama baik bagi sekolah/kabupaten/provinsi. Saat dibacakan siapa saja peraih medali perak oleh ketua dewan yuri dan nama saya disebut, saya sungguh bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT atas anugerah-Nya. Alhamdulillah, perjuangan saya selama tujuh bulan terbayar sudah. Saya bisa mengangkat derajat diri saya sendiri, orang tua, SD Muhammadiyah Pajangan 2, Kabupaten Sleman, dan Provinsi DIY. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi saya dan menambah percaya diri saya untuk bisa lebih bermanfaat lagi.
Saya merasa berbahagia dan bersyukur dapat meraih juara II dalam seleksi OGN Tingkat Nasional Tahun 2016 untuk jenjang SD. Seleksi OGN yang memakan waktu selama tujuh bulan ini membutuhkan kemampuan dan kemauan yang kuat, usaha yang tak kenal lelah, diiringi doa dari orang-orang terdekat kita. Acara kompetisi semacam ini perlu diperbanyak lagi agar guru-guru berkompetisi secara terbuka dan terus meningkatkan kompetensi profesional mereka. Semoga ke depannya seleksi OGN bisa lebih baik lagi pelaksanaannya dan menelorkan juara-juara yang akan memajukan pendidikan di Indonesia. Aamiin.






Esai Pribadi Saya, Semangat Belajar Sepanjang Hayat


            Nama saya Erni Kristianingrum, saya lahir di Semarang tanggal 24 Desember 1982. Saya lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang sangat menyayangi satu sama lain. Almarhum ayah saya adalah seorang Tentara Angkatan Darat dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kami dibesarkan dalam kesederhanaan dan kedisiplinan. Ibu saya berusaha agar gaji dari ayah kami dapat mencukupi kebutuhan kami sehari-hari tanpa berhutang.  
            Alhamdulillah, Allah SWT menganugerahi saya otak yang cemerlang. Sejak berumur kurang dari 4 tahun, saya sudah ikut Kakak saya sekolah di TK Panti Dewi. Saya mulai bersekolah di SD Negeri Tanjung Tirto I ketika baru berusia 5,5 tahun. Saya selalu mendapat ranking 1-3 di kelas. Saya pun lulus dengan nilai yang sangat memuaskan sehingga dapat melanjutkan ke SMP favorit di daerah saya, yaitu SMP Negeri 1 Kalasan. Seperti waktu di SD, di SMP pun saya selalu meraih peringkat 1-3 di kelas dan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Ketika itu, saya mulai mendapatkan beasiswa dari jenjang SMP sampai sekarang kuliah S2.  
            Mengingat penghasilan keluarga yang pas-pasan sedangkan biaya untuk sekolah saya dan kakak saya cukup besar, maka Bapak dan Ibu menyekolahkan kami di SMK. Mereka khawatir tidak sanggup membiayai kuliah kami kelak karena kami berdua hanya selisih satu tahun di bangku sekolah. Akhirnya kami berdua bersekolah di SMK Negeri 2 Depok yang lebih dikenal sebagai STM Pembangunan Yogyakarta (Stembayo). Kakak saya di jurusan Elektronika Komunikasi, sedangkan saya jurusan Kimia Industri. Di sini saya menempuh pendidikan selama empat tahun, berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
            Setelah lulus dari SMK saya mencoba mengikuti UMPTN dan akhirnya diterima di pilihan kedua saya yaitu jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Alhamdulillah pada bulan Februari 2006, saya lulus dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3,77 peringkat kedua dari semua wisudawan/wisudawati. Setelah itulah perjuangan hidup saya baru dimulai. Ternyata lulus dengan predikat Cumlaude bukan berarti kita mudah mendapat pekerjaan. Akhir tahun 2005, ketika UU Guru dan Dosen mulai berlaku maka sekolah-sekolah negeri dilarang keras mengangkat tenaga guru honorer. Saya sudah berkeliling dan mengajukan lamaran ke beberapa SMA/SMK yang ada di Yogyakarta dan tak satu pun berani mengangkat guru honorer baru.
            Ketika itu saya hanya mengisi waktu dengan menjadi tenaga pengajar les privat untuk mata pelajaran matematika baik SMP maupun SMA dan juga berkeliling ke luar kota bergabung dalam grup Gamma Exacta mendampingi anak-anak SMA/SMK yang akan mengikuti UN dan UMPTN. Sampai akhirnya terjadilah gempa dahsyat di DIY pada bulan Juni 2006 yang menelan banyak korban dan memporak-porandakan bangunan. Hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk mencari pekerjaan dan akhirnya saya banting setir menjadi guru SD.
            Saya memulai karir saya sebagai guru SD pada bulan Juli 2016 di SD Muhammadiyah Pajangan 2 Berbah. Pada tahun pertama saya mengajar di kelas 4B dengan jumlah siswa yang sangat banyak yaitu 33 orang. Terlebih lagi banyak anak yang sangat aktif bergerak. Ketika itu sungguh saya kesulitan dalam mengelola kelas. Untungnya anak-anak tersebut tergolong anak-anak yang cerdas.  
            SD Muhammadiyah Pajangan 2 adalah sekolah dasar muhammadiyah yang cukup ternama di lingkungan Kecamatan Berbah. Berdiri pada tanggal 1 Januari 1968. Terletak di dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY dengan luas areal 2200 m2. Visi SD Muhammadiyah Pajangan 2 adalah menjadi sekolah yang unggul dalam akhlaqul karimah, prestasi akademik, dan ketrampilan.
SD Muhammadiyah Pajangan 2 terdiri dari dua rombel sehingga memiliki 12 ruang kelas, 1 ruang kantor KS dan guru, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium Multimedia, 1 ruang kantin kejujuran, 1 musholla, 1 ruang gudang, 1 ruang dapur, 1 tempat parkir siswa dan guru, 8 kamar mandi/WC, dan 1 peturasan. Jumlah murid kelas 1-6 sekitar 300 orang per tahun.
Seluruh guru di SD Muhammadiyah Pajangan 2 bertatus sebagai guru titak tetap (GTT) atau guru tetap yayasan (GTY). Begitu juga dengan karyawannya, berstatus pegawai tidak tetap (PTT) atau pegawai tetap yayasan (PTY). Hanya Kepala Sekolah saja yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seluruh guru di sekolah kami sudah berijazah S1, bahkan ada yang sudah S2.
Sekolah kami secara finansial masih belum mampu memberi honor yang cukup, bahkan masih jauh di bawah UMR ketika saya pertama kali masuk pada tahun 2006. Honor yang saya terima hanya cukup untuk membeli bensin. Padahal saya harus kredit sepeda motor pada waktu itu. Tiga tahun pertama sungguh sangat sulit. Saya harus mencari tambahan uang agar bisa membayar cicilan motor Rp. 458.000,00 per bulan sedangkan gaji saya hanyalah separohnya. Saya memperbanyak jumlah murid les privat saya. Tiap sore jam 4 saya ke rumah-rumah mereka dan pulang jam 5.30 menjelang maghrib. Hari Jum’at dan Sabtu saya bisa memberi les sampai 3 sesi dan pada hari Minggu bisa 4-5 sesi dari pagi jam 8 sampai malam jam 8. Satu sesi les adalah 90 menit dengan biaya Rp. 12.500,00 pada waktu itu. Murid les saya adalah anak-anak kelas 5-6 SD. Terutama saya memberi les tentang mata pelajaran yang akan di UN-kan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk jenjang SMP, saya memberi les Matematika dan IPA, sedangkan untuk jenjang SMA saya memberi les Matematika dan Kimia.
Ketika ada seleksi penerimaan CPNS saya mencoba untuk ambil bagian, karena Ibu saya mengidam-idamkan anaknya bisa diterima sebagai PNS. Saya ikut beberapa kali namun selalu gagal. Kualifikasi pendidikan saya yaitu Pendidikan Kimia hanya membutuhkan 1-2 orang saja, sedangkan orang yang mendaftar sangatlah banyak. Entah mengapa teman satu kelas saya semasa kuliah yang kemampuannya di bawah saya, malah ketrima. Orang bilang itu karena suaminya bekerja di BKD. Wallahu a’lam.
Mengingat saya bekerja sebagai guru SD, saya merasa bahwa latar belakang pendidikan saya kurang sesuai. Maka pada tahun 2009, saya mengambil kuliah S1 kedua dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Terbuka (UT) Yogyakarta. Saya menempuh kuliah itu bersama satu orang teman guru di SD Muhammadiyah Pajangan 2 juga, yaitu Bu Dian Wisnu Nugraheni guru kelas IA. Kuliah dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu selama 5 tahun. Namun, saya tetap memberi les privat di sela-sela waktu yang ada. 
Selain menempuh kuliah PGSD, saya khususnya dan juga teman-teman guru yang lain terus berupaya meningkatkan kompetensi professional. Saya sering mengikuti seminar, pelatihan, diklat, dan workshop baik yang diselenggarakan oleh Jaringan Sekolah Muhammadiyah (JSM), UPT Yandik Berbah, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Dikpora DIY, maupun penyelenggara lainnya. Kemudian, guru yang telah slesai mengikuti seminar/pelatihan/diklat/workshop bertugas untuk sharing pengalaman dan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya dari kegiatan tersebut.
Kepala Sekolah (KS) kami, baik yang dulu Bpk Sugiyatono, S.Ag. maupun Bpk Suwardi, S.Pd.I. yang saat ini telah menjabat KS selama 8 tahun mengizinkan dan mendorong para guru dan karyawan untuk terus meningkatkan kompetensi professional. Saya dan Bu Dian mulai menempuh kuliah S1 PGSD pada tahun 2009, kemudian disusul oleh Bu Etri Widiastuti dan Bu Riyanti juga menempuh S1 PGSD mulai tahun 2011. Petugas perpustakaan, Bu Eni Isnadiyah juga telah melanjutkan ke jenjang S1 dari semula jenjang D3. Disusul oleh Bpk Dwi Prasetyo yang melanjutkan kuliah ke jenjang S2 jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Surakarta (UNS) dan sekarang telah lulus dan mendapat gelar MPd.
Sejak tahun 2013, sekolah kami dipercaya sebagai Sekolah Rintisan Kurikulum 2013. Satu-satunya SD yang dipercaya untuk menerapkan Kurikulum 2013 pertama kali di Kecamatan Berbah. Kami patut berbangga dengan hal itu. Pada tahun pertama, guru kelas 1 dan kelas 4, Kepala Sekolah, Guru Olahraga, dan Guru SBK dikirim untuk mengikuti Diklat Implementasi Kurikulum 2013. Tahun 2014 giliran guru kelas 2 dan kelas 5, dan terakhir pada tahun 2015 untuk guru kelas 3 dan kelas 6.
  Salah satu peristiwa yang takkan terlupakan dalam hidup saya terjadi pada tahun 2014. Ketika itu ada seleksi penerimaan CPNS dan kali ini tesnya sudah secara online dengan sistem CAT. Katanya dengan sistem ini tidak akan ada lagi kecurangan-kecurangan dalam proses seleksinya. Berhubung ijazah S1 PGSD saya waktu itu belum keluar, saya menggunakan ijazah S1 Pendidikan Kimia saya. Saya mendaftar di Pemkot Yogyakarta di tiga formasi. Formasi pertama Analisis Jabatan di Dinas Pendidikan hanya membutuhkan 1 orang. Pilihan kedua di Dinas Sosial membutuhkan 2 orang dan pilihan ketiga di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) membutuhkan 2 orang.
Seleksi dengan sistem online saya lalui dengan sukses dan meraih nilai TKD 407, nilai tertinggi kedua dari seluruh peserta seleksi tes CPNS Pemkot Yogyakarta di semua formasi. Wajar jika saya berharap bisa diterima sebagai CPNS. Namun ternyata harapan itu kembali hancur. Saya dinyatakan tidak diterima karena yang dilihat hanyalah di pilihan formasi pertama saja. Sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Saya sudah melaporkan kasus ini lewat Ombudsman Yogyakarta, namun hasilnya juga nihil. Akhirnya saya mengikhlaskan semuanya, mungkin bukan takdir saya menjadi seorang PNS.
Saya tidak berkecil hati, semua saya lalui dengan ikhlas. Saya terus berupaya meningkatkan kompetensi saya. Tahun 2014 saya mengikuti pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dan mendapat nilai akhir tertinggi. Hingga akhirnya pada tahun 2015, saya dipercaya menjadi Instruktur Nasional (IN) Kurikulum 2013 dari Kabupaten Sleman bersama dua orang guru yang lain, yaitu Bu Anastasia Yulinda dari SD Negeri Tlacap dan Bu Eko Wati Ansis dar SD Budimulia Dua. 
Selain itu, saya juga berbagi ilmu dengan menjadi freelance editor di sebuah penerbit swasta di Yogyakarta sejak tahun 2014. Saya menjadi editor untuk seri buku soal US SD, TTS SD, UN SMP, TTS SMP, UN SMA, dan persiapan SBMPTN. Sampai sekarang ada sembilan buku yang sudah saya edit dan telah diterbitkan. Untuk jenjang SD, saya mengedit soal-soal untuk mata pelajaran IPA dan IPS, jenjang SMP mata pelajaran IPA, jenjang SMA dan persiapan SBMPTN untuk mata pelajaran Kimia.
Mengingat usia saya sekarang sudah menginjak 34 tahun dan sepertinya tidak akan ada seleksi penerimaan CPNS lagi, saya mengambil kesempatan mengikuti seleksi Penerima Beasiswa S2 dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY dan dinyatakan lolos seleksi. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan S2 jurusan Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di semester pertama.  
Pada UKG tahun 2015, saya mendapat nilai yang bagus yaitu 86,6 dan dinyatakan memenuhi di semua Kelompok Kompetensi (KK). KK untuk guru SD ada sepuluh macam dari KK A sampai KK J. Akhirnya saya pun dipanggil Diklat Calon IN Guru Pembelajar selama 9 hari pada tanggal 16-24 September 2016 di Hotel Cavinton Yogyakarta. Alhamdulillah lulus dengan predikat nilai Baik Sekali. Selang beberapa minggu, saya diberi amanah sebagai Mentor Moda Daring Guru Pembelajar SD Kelas Atas untuk KK C dan KK A. Sebenarnya saya ingin mengundurkan diri mengingat sudah terlalu banyak amanah yang saya emban, namun ternyata sangat sulit. Akhirnya saya tetap menerima tugas tersebut, walau tidak bisa maksimal dalam pelaksanaannya.
Alhamdulillah akhirnya saya bisa menyelesaikan salah satu amanah dan bisa menyumbangkan medali perak bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di ajang Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2016 ini. Masih banyak amanah yang lain, yaitu sebagai Wali Kelas VIA, Mentor Moda Daring KK CA, Kuliah S2 di UAD, dan menempuh PLPG sebentar lagi. Semua saya kerjakan semampu saya, semaksimal mungkin yang saya bisa lakukan. Semoga Allah SWT melimpahkan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran sehingga saya dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Aamiin.
Itulah sekelumit deskripsi tentang diri saya. Semoga bisa menginspirasi Bapak/Ibu atau siapapun yang membaca tulisan ini. Inilah diri saya, saya bersyukur sekali atas segala kelebihan yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada saya. Akan saya gunakan semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi keluarga, sekolah, masyarakat, dan dunia pendidikan di Indonesia. Selalu belajar dan belajar meningkatkan kemampuan agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Saya masih mempunyai mimpi bisa segera menyelesaikan S2 saya dan melanjutkan ke jenjang S3. Namun sebaik-baiknya rencana saya, rencana Allah SWT pastilah yang terbaik. Tetap semangat Bapak/Ibu, mari kita majukan pendidikan di Indonesia.