Rabu, 30 November 2016
Minggu, 13 November 2016
Kisah Seputar Seleksi Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2016
Pada pertengahan
bulan Maret tahun 2016, saat anak-anak sedang mengikuti UTS semester 2 Tahun
Ajaran 2015/2016 saya menjalani operasi kista karena menurut dokter sudah cukup
besar yaitu diameter 5 cm. Kira-kira 3 minggu setelah saya menjalani operasi,
saya membaca informasi di Info Tendik Sleman tentang seleksi Olimpiade Sains
Guru Kabupaten Sleman Tahun 2016. Saya menanyakan ke teman-teman adakah yang
berminat ikut seleksi dan ternyata ketika itu belum ada yang berminat. Kemudian
saya memberanikan diri untuk matur kepada Kepala Sekolah bahwa saya berminat
untuk ikut dalam seleksi tersebut untuk menjajal sejauh mana kemampuan saya
jika dibanding dengan guru-guru se-Kabupaten Sleman.
Seleksi
tahap pertama dilakukan pada hari Kamis, 14 April 2016 pukul 08.00-11.30 WIB di
Gedung Unit 1 Pemda Kabupaten Sleman. Seleksi dilakukan secara tertulis
meliputi tes kemampuan pedagogik (20 soal) dan kemampuan profesional (80 soal).
Kira-kira seminggu kemudian, diumumkanlah tiga besar finalis Olimpiade Sains
Guru Kabupaten Sleman. Alhamdulillah nama saya tercantum bersama dua orang
teman saya yaitu Ibu Riris Pawindhawati (SDN Samirono) dan Bapak Dedi Arifianto
(SDN Semarangan 4, Godean).
Seleksi
tahap akhir dilakukan pada hari Rabu, 27 April 2016 pukul 08.30-selesai di
Ruang RA. Kartini (Lantai 1) Dinas Dikpora Sleman. Seleksi dilakukan dengan
wawancara/Tanya jawab dan Presentasi. Adapun hal-hal yang dipersiapkan adalah
dua RPP MTK dan IPA, Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat, dan hasil-hasil
eksperimen, alat peraga, serta media pembelajaran hasil karya finalis. Seleksi
dilakukan oleh Bapak Bambang Lipuro, Guru Berprestasi yang berpengalaman
mengajar selama 17 tahun di SDN Percobaan 3 Pakem dan sekarang menjadi Pengampu
KS di SDN Demak Ijo 2. Saat itu, saya membuat alat peraga Papan Pecahan dan
media pembelajaran Rantai Makanan & Jaring-Jaring Makanan.
Alhamdulillah,
seminggu kemudian hasil seleksi keluar dan saya dinyatakan sebagai Juara I dan
mendapat mandat untuk maju seleksi di tingkat provinsi. Penyerahan Piala
dilakukan pada hari Senin, 2 Mei 2016 pukul 08.00 WIB saat Upacara Peringatan
Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 di Lapangan Pemerintah Kabupaten Sleman
oleh Bupati Sleman, Bapak Sri Purnomo.
Setelah
itu, pihak Dinas Dikpora Kabupaten Sleman menyelenggarakan dua kali pembinaan.
Pertama, pada hari Kamis, 12 Mei 2016 pukul 13.00-selesai di Ruang Kartini
(Lantai 1) oleh Ibu Fitri Suryani (SDN Godean 3) peraih medali perunggu pada
Olimpiade Sains Guru Nasional Tahun 2015. Kedua, pada hari Rabu, 25 Mei 2016
pukul 09.00-selesai di Ruang Ki Hajar Dewantoro (Lantai 3) oleh Dosen-dosen
dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Selain
mengikuti pembinaan, saya juga belajar secara mandiri mempelajari kisi-kisi
materi yang ada di Pedoman Pelaksanaan Olimpiade Guru Nasional (OGN) untuk Guru
SD dan SMP Tahun 2016. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan
pergantian nama dari Olimpiade Sains Nasional Guru (OSNG) menjadi OGN maka
cakupan materi seleksi juga bertambah. Semula materi hanya mencakup Matematika
dan IPA, untuk tahun ini mencakup empat mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia,
IPS, Matematika, dan IPA.
Selanjutnya
seleksi di tingkat provinsi DIY diselenggarakan serentak se-Indonesia, pada
hari Rabu, 25 Agustus 2016 pukul 08.00-selesai di Dinas Dikpora DIY. Seleksi
dilaksanakan secara tertulis terdiri dari soal pilihan ganda dan soal uraian
singkat. Hasil seleksi diranking secara nasional diambil 34 peserta untuk
mengikuti seleksi OGN Tahun 2016 Tingkat Nasional.
Sekitar
satu bulan setelah seleksi, yaitu awal bulan Oktober 2016 daftar finalis OGN
Tahun 2016 Tingkat Nasional keluar. Alhamdulillah nama saya ada bersama teman
saya Bapak Heri Mulyanta dari SDIT Ar-Raihan Bantul. Setelah itu, diadakan
Rapat Persiapan Peserta OGN Provinsi DIY yaitu pada hari Jumat, 7 Oktober 2016
pukul 10.00-selesai di Ruang Sasana Wiyata Dinas Dipora DIY. Kemudian dilakukan
pembinaan sebanyak dua kali pada hari Rabu, 12 Oktober 2016 pukul 13.00-selesai
dan hari Selasa, 25 Oktober 2016 pukul 13.00-selesai di Ruang Sasana Wiyata
Lantai 2 Dinas Dikpora DIY.
Akhirnya
saatnya seleksi final pun tiba, hari Senin-Jum’at tanggal 31 Oktober s.d. 4
November 2016 di Hotel Grand Whiz Jakarta Utara. Senin, 31 Oktober pukul 11.00
WIB kami kontingen dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah tiba di Hotel
Grand Whiz, lalu check in. Pukul 14.00 kami melakukan registrasi peserta dan
pembukaan OGN Tingkat Nasional Tahun 2016 dilaksanakan pada pukul 16.00 di
Ballroom Lantai 2. Pada malam hari pukul 20.00 ada sedikit pengarahan dari
panitia terkait prosedur seleksi keesokan harinya.
Selasa,
1 November 2016 proses seleksi dimulai. Tahap pertama, tes tertulis selama tiga
jam pukul 08.30-11.30 WIB meliputi empat mata pelajaran masing-masing 15 soal
pilihan ganda dan 5 soal uraian terbatas. Jadi total ada 80 butir soal.
Kemudian dilanjutkan tes eksperimen/kinerja/eksplorasi pada pukul 13.30-17.30
WIB. Tes ini dibagi menjadi dua tahap, tahap I tes keterpaduan mata pelajaran
IPS dan Bahasa Indonesia. Tahap II tes keterpaduan mata pelajaran IPA dan
Matematika.
Pada
Tahap I, finalis diminta membuat Peta Provinsi Daerah Asal, Peta Potensi Daerah
Asal, dan Teks Deskripsi Potensi Wilayah Daerah Asal. Pada Tahap II, finalis
diminta melakukan eksperimen tentang Kapilaritas dan Debit Air, lalu membuat
Laporan Hasil Praktikum, dan merancang Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
untuk penguasaan materi Kapilaritas dan Debit Air. Pada malam harinya, pukul
19.30-21.30 WIB kami melanjutkan tugas menyiapkan bahan tes presentasi untuk
keesokan harinya. Karena kelelahan maka saya memutuskan untuk
tidur/beristirahat terlebih dahulu. Pada pukul 02.00 WIB dini hari, saya bangun
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan dipresentasikan.
Tes
presentasi dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November 2016 mulai pukul 08.00-15.00
WIB untuk mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia, dinilai oleh dua dewan yuri.
Tes presentasi kedua dilaksanakan pukul 15.30-21.30 WIB untuk mata pelajaran
IPA dan Matematika, dinilai oleh tiga dewan yuri.
Setelah dua hari peserta disibukkan oleh
serangkaian tes yang melelahkan, pada hari Kamis, 3 November 2016 peserta
diajak jalan-jalan ke Duffan untuk refreshing, menghilangkan kepenatan. Disana
saya mencoba beberapa wahana, seperti: Kuda-Kudaan, Bianglala, Kora-Kora,
Istana Boneka, Rumah Miring, dan Rumah Sesat. Tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 14.00 WIB dan kami harus kembali ke Bus untuk segera kembali
ke Hotel. Pukul 15.30 WIB kami tiba di hotel, lalu beristirahat sejenak.
Malam
harinya, pukul 20.00 WIB acara penutupan dan pengumuman peraih medali
dilaksanakan. Acara ini dihadiri oleh banyak pejabat dari Dirjen GTK, dewan
yuri, panitia penyelenggara, dan para peserta. Saat dibacakan siapa saja peraih
medali perunggu untuk tiap mata lomba dan nama saya tidak disebut, saya sudah
merasa lemas. Saya khawatir tidak bisa meraih medali dan membawa nama baik bagi
sekolah/kabupaten/provinsi. Saat dibacakan siapa saja peraih medali perak oleh
ketua dewan yuri dan nama saya disebut, saya sungguh bahagia dan bersyukur
kepada Allah SWT atas anugerah-Nya. Alhamdulillah, perjuangan saya selama tujuh
bulan terbayar sudah. Saya bisa mengangkat derajat diri saya sendiri, orang
tua, SD Muhammadiyah Pajangan 2, Kabupaten Sleman, dan Provinsi DIY. Sebuah
pencapaian yang luar biasa bagi saya dan menambah percaya diri saya untuk bisa
lebih bermanfaat lagi.
Saya
merasa berbahagia dan bersyukur dapat meraih juara II dalam seleksi OGN Tingkat
Nasional Tahun 2016 untuk jenjang SD. Seleksi OGN yang memakan waktu selama
tujuh bulan ini membutuhkan kemampuan dan kemauan yang kuat, usaha yang tak
kenal lelah, diiringi doa dari orang-orang terdekat kita. Acara kompetisi
semacam ini perlu diperbanyak lagi agar guru-guru berkompetisi secara terbuka
dan terus meningkatkan kompetensi profesional mereka. Semoga ke depannya
seleksi OGN bisa lebih baik lagi pelaksanaannya dan menelorkan juara-juara yang
akan memajukan pendidikan di Indonesia. Aamiin.
Esai Pribadi Saya, Semangat Belajar Sepanjang Hayat
Nama saya Erni Kristianingrum, saya lahir di Semarang tanggal 24 Desember 1982. Saya lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang sangat menyayangi satu sama lain. Almarhum ayah saya adalah seorang Tentara Angkatan Darat dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kami dibesarkan dalam kesederhanaan dan kedisiplinan. Ibu saya berusaha agar gaji dari ayah kami dapat mencukupi kebutuhan kami sehari-hari tanpa berhutang.
Alhamdulillah, Allah SWT menganugerahi
saya otak yang cemerlang. Sejak berumur kurang dari 4 tahun, saya sudah ikut
Kakak saya sekolah di TK Panti Dewi. Saya mulai bersekolah di SD Negeri Tanjung
Tirto I ketika baru berusia 5,5 tahun. Saya selalu mendapat ranking 1-3 di
kelas. Saya pun lulus dengan nilai yang sangat memuaskan sehingga dapat
melanjutkan ke SMP favorit di daerah saya, yaitu SMP Negeri 1 Kalasan. Seperti
waktu di SD, di SMP pun saya selalu meraih peringkat 1-3 di kelas dan lulus
dengan nilai yang sangat memuaskan. Ketika itu, saya mulai mendapatkan beasiswa
dari jenjang SMP sampai sekarang kuliah S2.
Mengingat penghasilan keluarga yang
pas-pasan sedangkan biaya untuk sekolah saya dan kakak saya cukup besar, maka
Bapak dan Ibu menyekolahkan kami di SMK. Mereka khawatir tidak sanggup
membiayai kuliah kami kelak karena kami berdua hanya selisih satu tahun di
bangku sekolah. Akhirnya kami berdua bersekolah di SMK Negeri 2 Depok yang
lebih dikenal sebagai STM Pembangunan Yogyakarta (Stembayo). Kakak saya di
jurusan Elektronika Komunikasi, sedangkan saya jurusan Kimia Industri. Di sini
saya menempuh pendidikan selama empat tahun, berbeda dengan sekolah-sekolah
pada umumnya.
Setelah lulus dari SMK saya mencoba
mengikuti UMPTN dan akhirnya diterima di pilihan kedua saya yaitu jurusan
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Alhamdulillah pada bulan
Februari 2006, saya lulus dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3,77 peringkat
kedua dari semua wisudawan/wisudawati. Setelah itulah perjuangan hidup saya
baru dimulai. Ternyata lulus dengan predikat Cumlaude bukan berarti kita mudah
mendapat pekerjaan. Akhir tahun 2005, ketika UU Guru dan Dosen mulai berlaku
maka sekolah-sekolah negeri dilarang keras mengangkat tenaga guru honorer. Saya
sudah berkeliling dan mengajukan lamaran ke beberapa SMA/SMK yang ada di
Yogyakarta dan tak satu pun berani mengangkat guru honorer baru.
Ketika itu saya hanya mengisi waktu
dengan menjadi tenaga pengajar les privat untuk mata pelajaran matematika baik
SMP maupun SMA dan juga berkeliling ke luar kota bergabung dalam grup Gamma
Exacta mendampingi anak-anak SMA/SMK yang akan mengikuti UN dan UMPTN. Sampai
akhirnya terjadilah gempa dahsyat di DIY pada bulan Juni 2006 yang menelan
banyak korban dan memporak-porandakan bangunan. Hal itu tidak menyurutkan
semangat saya untuk mencari pekerjaan dan akhirnya saya banting setir menjadi
guru SD.
Saya memulai karir saya sebagai guru
SD pada bulan Juli 2016 di SD Muhammadiyah Pajangan 2 Berbah. Pada tahun
pertama saya mengajar di kelas 4B dengan jumlah siswa yang sangat banyak yaitu
33 orang. Terlebih lagi banyak anak yang sangat aktif bergerak. Ketika itu
sungguh saya kesulitan dalam mengelola kelas. Untungnya anak-anak tersebut
tergolong anak-anak yang cerdas.
SD
Muhammadiyah Pajangan 2 adalah sekolah dasar muhammadiyah yang cukup ternama di
lingkungan Kecamatan Berbah. Berdiri pada tanggal 1 Januari 1968. Terletak di
dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY dengan luas areal 2200 m2.
Visi SD Muhammadiyah Pajangan 2 adalah menjadi sekolah yang unggul dalam
akhlaqul karimah, prestasi akademik, dan ketrampilan.
SD
Muhammadiyah Pajangan 2 terdiri dari dua rombel sehingga memiliki 12 ruang
kelas, 1 ruang kantor KS dan guru, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium Multimedia, 1 ruang kantin kejujuran, 1
musholla, 1 ruang gudang, 1 ruang dapur, 1 tempat parkir siswa dan guru, 8
kamar mandi/WC, dan 1 peturasan. Jumlah murid kelas 1-6 sekitar 300 orang per
tahun.
Seluruh
guru di SD Muhammadiyah Pajangan 2 bertatus sebagai guru titak tetap (GTT) atau
guru tetap yayasan (GTY). Begitu juga dengan karyawannya, berstatus pegawai
tidak tetap (PTT) atau pegawai tetap yayasan (PTY). Hanya Kepala Sekolah saja
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seluruh guru di sekolah kami sudah
berijazah S1, bahkan ada yang sudah S2.
Sekolah
kami secara finansial masih belum mampu memberi honor yang cukup, bahkan masih
jauh di bawah UMR ketika saya pertama kali masuk pada tahun 2006. Honor yang
saya terima hanya cukup untuk membeli bensin. Padahal saya harus kredit sepeda
motor pada waktu itu. Tiga tahun pertama sungguh sangat sulit. Saya harus
mencari tambahan uang agar bisa membayar cicilan motor Rp. 458.000,00 per bulan
sedangkan gaji saya hanyalah separohnya. Saya memperbanyak jumlah murid les
privat saya. Tiap sore jam 4 saya ke rumah-rumah mereka dan pulang jam 5.30
menjelang maghrib. Hari Jum’at dan Sabtu saya bisa memberi les sampai 3 sesi
dan pada hari Minggu bisa 4-5 sesi dari pagi jam 8 sampai malam jam 8. Satu
sesi les adalah 90 menit dengan biaya Rp. 12.500,00 pada waktu itu. Murid les
saya adalah anak-anak kelas 5-6 SD. Terutama saya memberi les tentang mata
pelajaran yang akan di UN-kan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Untuk jenjang SMP, saya memberi les Matematika dan IPA,
sedangkan untuk jenjang SMA saya memberi les Matematika dan Kimia.
Ketika
ada seleksi penerimaan CPNS saya mencoba untuk ambil bagian, karena Ibu saya
mengidam-idamkan anaknya bisa diterima sebagai PNS. Saya ikut beberapa kali
namun selalu gagal. Kualifikasi pendidikan saya yaitu Pendidikan Kimia hanya
membutuhkan 1-2 orang saja, sedangkan orang yang mendaftar sangatlah banyak.
Entah mengapa teman satu kelas saya semasa kuliah yang kemampuannya di bawah
saya, malah ketrima. Orang bilang itu karena suaminya bekerja di BKD. Wallahu
a’lam.
Mengingat
saya bekerja sebagai guru SD, saya merasa bahwa latar belakang pendidikan saya
kurang sesuai. Maka pada tahun 2009, saya mengambil kuliah S1 kedua dengan
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Terbuka (UT)
Yogyakarta. Saya menempuh kuliah itu bersama satu orang teman guru di SD
Muhammadiyah Pajangan 2 juga, yaitu Bu Dian Wisnu Nugraheni guru kelas IA. Kuliah
dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu selama 5 tahun. Namun, saya tetap
memberi les privat di sela-sela waktu yang ada.
Selain
menempuh kuliah PGSD, saya khususnya dan juga teman-teman guru yang lain terus
berupaya meningkatkan kompetensi professional. Saya sering mengikuti seminar,
pelatihan, diklat, dan workshop baik yang diselenggarakan oleh Jaringan Sekolah
Muhammadiyah (JSM), UPT Yandik Berbah, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman,
Dikpora DIY, maupun penyelenggara lainnya. Kemudian, guru yang telah slesai
mengikuti seminar/pelatihan/diklat/workshop bertugas untuk sharing pengalaman
dan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya dari kegiatan tersebut.
Kepala
Sekolah (KS) kami, baik yang dulu Bpk Sugiyatono, S.Ag. maupun Bpk Suwardi,
S.Pd.I. yang saat ini telah menjabat KS selama 8 tahun mengizinkan dan
mendorong para guru dan karyawan untuk terus meningkatkan kompetensi
professional. Saya dan Bu Dian mulai menempuh kuliah S1 PGSD pada tahun 2009,
kemudian disusul oleh Bu Etri Widiastuti dan Bu Riyanti juga menempuh S1 PGSD
mulai tahun 2011. Petugas perpustakaan, Bu Eni Isnadiyah juga telah melanjutkan
ke jenjang S1 dari semula jenjang D3. Disusul oleh Bpk Dwi Prasetyo yang
melanjutkan kuliah ke jenjang S2 jurusan Pendidikan Matematika di Universitas
Negeri Surakarta (UNS) dan sekarang telah lulus dan mendapat gelar MPd.
Sejak
tahun 2013, sekolah kami dipercaya sebagai Sekolah Rintisan Kurikulum 2013.
Satu-satunya SD yang dipercaya untuk menerapkan Kurikulum 2013 pertama kali di
Kecamatan Berbah. Kami patut berbangga dengan hal itu. Pada tahun pertama, guru
kelas 1 dan kelas 4, Kepala Sekolah, Guru Olahraga, dan Guru SBK dikirim untuk
mengikuti Diklat Implementasi Kurikulum 2013. Tahun 2014 giliran guru kelas 2
dan kelas 5, dan terakhir pada tahun 2015 untuk guru kelas 3 dan kelas 6.
Salah satu peristiwa yang takkan terlupakan
dalam hidup saya terjadi pada tahun 2014. Ketika itu ada seleksi penerimaan
CPNS dan kali ini tesnya sudah secara online dengan sistem CAT. Katanya dengan sistem
ini tidak akan ada lagi kecurangan-kecurangan dalam proses seleksinya.
Berhubung ijazah S1 PGSD saya waktu itu belum keluar, saya menggunakan ijazah
S1 Pendidikan Kimia saya. Saya mendaftar di Pemkot Yogyakarta di tiga formasi.
Formasi pertama Analisis Jabatan di Dinas Pendidikan hanya membutuhkan 1 orang.
Pilihan kedua di Dinas Sosial membutuhkan 2 orang dan pilihan ketiga di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) membutuhkan 2 orang.
Seleksi
dengan sistem online saya lalui dengan sukses dan meraih nilai TKD 407, nilai
tertinggi kedua dari seluruh peserta seleksi tes CPNS Pemkot Yogyakarta di
semua formasi. Wajar jika saya berharap bisa diterima sebagai CPNS. Namun
ternyata harapan itu kembali hancur. Saya dinyatakan tidak diterima karena yang
dilihat hanyalah di pilihan formasi pertama saja. Sesuatu yang sangat tidak
masuk akal. Saya sudah melaporkan kasus ini lewat Ombudsman Yogyakarta, namun
hasilnya juga nihil. Akhirnya saya mengikhlaskan semuanya, mungkin bukan takdir
saya menjadi seorang PNS.
Saya
tidak berkecil hati, semua saya lalui dengan ikhlas. Saya terus berupaya
meningkatkan kompetensi saya. Tahun 2014 saya mengikuti pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 dan mendapat nilai akhir tertinggi. Hingga akhirnya pada tahun
2015, saya dipercaya menjadi Instruktur Nasional (IN) Kurikulum 2013 dari
Kabupaten Sleman bersama dua orang guru yang lain, yaitu Bu Anastasia Yulinda
dari SD Negeri Tlacap dan Bu Eko Wati Ansis dar SD Budimulia Dua.
Selain
itu, saya juga berbagi ilmu dengan menjadi freelance
editor di sebuah penerbit swasta di Yogyakarta sejak tahun 2014. Saya
menjadi editor untuk seri buku soal US SD, TTS SD, UN SMP, TTS SMP, UN SMA, dan
persiapan SBMPTN. Sampai sekarang ada sembilan buku yang sudah saya edit dan
telah diterbitkan. Untuk jenjang SD, saya mengedit soal-soal untuk mata
pelajaran IPA dan IPS, jenjang SMP mata pelajaran IPA, jenjang SMA dan
persiapan SBMPTN untuk mata pelajaran Kimia.
Mengingat
usia saya sekarang sudah menginjak 34 tahun dan sepertinya tidak akan ada
seleksi penerimaan CPNS lagi, saya mengambil kesempatan mengikuti seleksi
Penerima Beasiswa S2 dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY dan
dinyatakan lolos seleksi. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan S2 jurusan
Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di semester pertama.
Pada
UKG tahun 2015, saya mendapat nilai yang bagus yaitu 86,6 dan dinyatakan
memenuhi di semua Kelompok Kompetensi (KK). KK untuk guru SD ada sepuluh macam
dari KK A sampai KK J. Akhirnya saya pun dipanggil Diklat Calon IN Guru
Pembelajar selama 9 hari pada tanggal 16-24 September 2016 di Hotel Cavinton
Yogyakarta. Alhamdulillah lulus dengan predikat nilai Baik Sekali. Selang
beberapa minggu, saya diberi amanah sebagai Mentor Moda Daring Guru Pembelajar
SD Kelas Atas untuk KK C dan KK A. Sebenarnya saya ingin mengundurkan diri
mengingat sudah terlalu banyak amanah yang saya emban, namun ternyata sangat
sulit. Akhirnya saya tetap menerima tugas tersebut, walau tidak bisa maksimal
dalam pelaksanaannya.
Alhamdulillah
akhirnya saya bisa menyelesaikan salah satu amanah dan bisa menyumbangkan
medali perak bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di ajang Olimpiade Guru
Nasional (OGN) Tahun 2016 ini. Masih banyak amanah yang lain, yaitu sebagai
Wali Kelas VIA, Mentor Moda Daring KK CA, Kuliah S2 di UAD, dan menempuh PLPG
sebentar lagi. Semua saya kerjakan semampu saya, semaksimal mungkin yang saya
bisa lakukan. Semoga Allah SWT melimpahkan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.
Aamiin.
Itulah
sekelumit deskripsi tentang diri saya. Semoga bisa menginspirasi Bapak/Ibu atau
siapapun yang membaca tulisan ini. Inilah diri saya, saya bersyukur sekali atas
segala kelebihan yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada saya. Akan saya
gunakan semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi keluarga, sekolah,
masyarakat, dan dunia pendidikan di Indonesia. Selalu belajar dan belajar
meningkatkan kemampuan agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Saya masih
mempunyai mimpi bisa segera menyelesaikan S2 saya dan melanjutkan ke jenjang
S3. Namun sebaik-baiknya rencana saya, rencana Allah SWT pastilah yang terbaik.
Tetap semangat Bapak/Ibu, mari kita majukan pendidikan di Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)