Kamis, 29 Desember 2016

SIMPOSIUM DAN PUNCAK PERINGATAN HARI GURU TAHUN 2016



SIMPOSIUM GURU & TENAGA KEPENDIDIKAN
SERTA PUNCAK PERINGATAN HARI GURU TAHUN 2016


            Pagi itu, Jum’at, 25 November 2016 tepat bersamaan dengan peringatan HUT PGRI yang diperingati sebagai Hari Guru, saya bersama-sama dengan 65 orang guru SD yang lain akhirnya slesai mengikuti PLPG Gelombang IV di Hotel Museum Batik. Acara ditutup oleh Bpk Faturrahman, M.Pd. pada pukul 09.00 WIB. Kami pun bersuka cita dan tak lupa teman-teman menggunakan moment berharga tersebut untuk berfoto bersama. Namun, saya terpaksa kehilangan moment tersebut karena harus segera pulang.
            Sekitar jam sepuluh pagi, saya sampai di kontrakan. Saya pun segera berkemas mempersiapkan baju-baju dan keperluan lain yang harus saya bawa ke Bogor. Alhamdulillah ada sedikit waktu untuk bisa rebahan. Setelah sholat Dhuhur, saya pun segera berangkat ke Bandara Adisucipto yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Bantul. Pukul satu siang saya pun tiba di bandara. Tak lama kemudian, ketujuh teman guru yang kemarin jadi finalis OGN Jenjang Dikdas pun tiba. Pukul 13.30 kami checkin, kemudian menitipkan bagasi, lalu menunggu saat boarding. Di ruang tunggu, kami bertemu dengan kelompok yang lain yang juga akan mengikuti symposium, di antaranya dari kelompok Guru Berprestasi, Inobel, dan Pengawas serta Tenaga Kependidikan Berprestasi.
Pesawat kami berangkat pukul 15.20 dengan maskapai Garuda Indonesia. Ini pengalaman ketiga saya naik pesawat. Alhamdulillah penerbangan kami lancar dan pukul 16.25 kami tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Kami pun menjalankan ibadah sholat Ashar lalu menuju ke tempat parker di lantai dua di mana kami sudah ditunggu oleh sopir Taksi langganan Dinas Dikpora DIY.
            Perjalanan menuju Bogor waktu itu cukup memakan waktu. Kami berangkat dari bandara pukul 17.00 dan baru tiba di Hotel Salak pada pukul 19.45.Kami pun segera checkin lalu ke ruang makan, melakukan registrasi peserta, dan mendapatkan pengarahan untuk acara symposium pagi harinya. Saat masuk ke kamar, bagi saya sungguh luar biasa. Wow! Kami mendapat fasilitas kamar yang sangat mewah. Hotel Salak terletak tepat di depan Istana Bogor, dekat dengan Kebun Raya Bogor.
            Pagi harinya, pukul 05.00 pagi kami sudah harus sarapan dan pukul 06.00 pagi kami menuju bus untuk berangkat ke Sentul International Convention Centre (SICC). Tak lupa saya dan teman-teman berfoto dulu di depan hotel. Kemudian kami semua, sekitar 150 orang menuju menuju SICC dengan tiga bus. Pukul 07.00 kami sudah sampai di SICC. Di sana juga ada pameran pendidikan. Kami pun masuk ke gedung SICC. Acara Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 ini dihadiri oleh sekitar 2000 orang. Acara ini merupakan symposium yang kedua yang diselenggarakan oleh Dirjen GTK. 


Gambar 1. Kenangan di depan Hotel Salak Bogor

            Symposium dibuka pada pukul 08.00 oleh Bpk Dirjen, yaitu Bpk Sumarna Surya Pranata. Beliau mengulas mengapa nilai UKG guru cukup rendah, di antaranya karena guru-guru kita terbiasa berada di zona nyaman dan banyak guru yang masih gagap teknologi alias gaptek. Dari simposium ini diharapkan akan muncul metodologi baru dan inovasi baru dalam proses pembelajaran yang muaranya diharapkan akan meningkatkan prestasi siswa. Beliau pun meneriakkan jargon yang sangat menggugah semangat, yaitu :
“AKU BANGGA, JADI GURU”
“JADI GURU, AKU BANGGA”
“GURU MULIA, KARNA KARYA”
“KARNA KARYA, GURU MULIA”
            Setelah acara pembukaan, maka peserta pun masuk ke ruangan-ruangan sesuai dengan kelompok mereka. Saya pun masuk ke ruang yang khusus untuk guru SD. Pada hari itu, ada sepuluh orang finalis symposium yang akan mempresentasikan artikel mereka. Mereka pun dinilai oleh beberapa orang dewan yuri untuk diambil tiga pemenang. Finalis tersebut adalah:
1.      Urip Nurdiana, M.Pd. dari SDN kebun Kosong, Jakarta Pusat (Juara I)
Mengembangkan integrasi pembelajaran dengan teknologi internet (Pembelajaran model hybrid) dengan judul artikel “TPCK (Technology Pedagogical & Content Knowledge) Melalui Jejaring Medsos Facebook dan Google Drive”. 
2.      Raman Singkiriwang, M.Pd. dari SDN 8 Kepahiang, Bengkulu
Mengembangkan media simulasi bagaimana agar arus listrik yang bergerak dapat diamati dengan “Media Simulasi PhET (Physics Education Technology) dan Strategi POE (Predict, Observe, Explain)”.
3.      Desi Rusnita, S.Pd. dari SDN 8 Kepahiang, Bengkulu
Mengembangkan media pembelajaran “Kartika Brangkas” yang merupakan adaptasi dari Dakota (Dakon Matematika).
4.      N. Chania Zamzani, S.Pd. dari Mojokerto
Mengambil tema tentang pendidikan karakter yaitu “Penerapan Disiplin”
5.      Ahmad Fauzi, S.Pd. dari Alor, NTT (Juara III)
Merupakan seorang guru di daerah 3T yang berusaha “menumbuhkan nasionalisme” kepada peserta didik melalui pembiasaan upacara bendera dan menyanyikan lagu-lagu nasional.
6.      Teri Restu, M.Pd. dari SD Islam Bani Hasyim, Surabaya (Juara II)
Mengembangkan “Kegiatan Literasi Model GELAB (Gerak, Lagu, Budaya)” yang telah diterapkan dengan sukses di sekolahnya.
7.      Yety Dwi Novia, S.Pd. dari SDN Keyongan Babat, Lamongan
Menumbuhkan minat baca melalui “Kegiatan SAMISATA (Satu Minggu Satu Tantangan) Literasi”.
8.      Agus Budi Utomo, S.Pd. dari SDN Cipuler 04, DKI Jakarta
Mengambil topik “Pembinaan Karakter Melalui Permainan Pramuka Berkelompok” yang telah diterapkan di beberapa SD di DKI Jakarta.
9.      Olga Maria W., M.Pd. dari Manado, Sulawesi Utara
Mengambil tema “Penanganan Pencemaran Lingkungan melalui Pemanfaatan Batok Kelapa dan Plastik untuk Membuat Lampu Hias”.
10.  Muh. Safari, M.Pd. dari MI Miftahul Huda, Pabelan, Semarang
Mengembangkan aplikasi “Musik Virtual Gamelan” untuk memperkenalkan gamelan Jawa kepada murid-muridnya.
Artikel lengkap bisa dilihat di www.simposiumgtk.kemdikbud.go.id/karya
Acara penutupan symposium dimulai pada pukul 16.00 dengan menampilkan beberapa hiburan berupa tari-tarian, lagu-lagu nasional, dan pembacaan puisi. Selain penutupan symposium, juga ada agenda penyematan Satyalancana bagi tokoh-tokoh yang berjasa/berprestasi di bidang pendidikan oleh Menteri Pendidikan, Prof. Dr. Muhadjir Efendi, M.Ap. Acara symposium akhirnya resmi ditutup pada pukul 18.30. Kemudian kami pun kembali ke Hotel Salak untuk makan malam lalu beristirahat. 
 
Gambar 2.  Penyematan Satyalancana oleh Mendikbud

Pagi harinya, pukul 05.00 kami sudah sarapan, lalu pukul 06.00 kami menyelesaikan urusan administrasi dan pembagian tiket pulang oleh panitia. Pukul 07.00 kami berangkat menuju SICC untuk mengikuti Acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional. Pukul 07.30 kami sampai di bunderan jalan menuju SICC. Namun kendaraan tidak diperkenankan masuk, akhirnya sopir mencari tempat untuk parkir bus dan ternyata kami mendapat lokasi parkir yang sangat jauh dari bunderan tadi, sekitar satu kilometer karena membludaknya orang yang hadir ke acara tersebut untuk bertemu dengan Bapak Presiden RI.           
Kami pun harus berjalan sejauh satu kilometer dari lokasi parkir bus untuk mencapai bunderan. Dari bunderan menuju ke SICC kami masih harus berjalan lagi sejauh satu kilometer. Jam 08.00 kami baru sampai di SICC, lalu masuk dan mencari tempat duduk. Acara dimulai pada pukul 08.45 sambil menunggu kedatangan Presiden RI, kami disuguhi persembahan kesenian berupa: Tari Merak, Parade Puisi Guru, Lagu Indonesia Jaya, Tari Rantak Sumbar, Paduan Suara Siswa, Puisi, dan Paduan Suara Guru. Tepat pukul 10.00 Presiden RI, Bpk Ir. Joko Widodo beserta Ibu Iriana tiba di lokasi, disambut oleh Menko PMK, Mendikbud, Menag, dan Gubernur Jabar. Kemudian hadirin dimohon berdiri untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan persembahan Tari Tifa dan Laporan Plt. Ketua Umum PGRI, Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. Dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Hymne Guru dan prosesi pemberian penghargaan 10 terbaik peserta Symposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 oleh Mendikbud. 
Gambar 3. Suguhan Tari Merak 
 
Acara dilanjutkan dengan penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Pendidikan oleh Presiden RI bagi 20 orang terpilih. Dilanjutkan dengan pemberian penghargaan Dwija Praja Nugraha kepada 15 Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota) yang konsern terhadap pendidikan di daerahnya oleh Presiden RI. Kemudian Presiden RI, Bpk Ir. Joko Widodo memberikan sambutannya agar seluruh komponen bangsa terutama guru, bersatu padu dalam mendidik anak bangsa. Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Wasekjen Bidang Pendidikan dan Kader Ulama MUI Pusat, Dr. H. Amirsyah, M.Ag. Pukul 11.30, Presiden RI beserta Ibu Negara meninggalkan SICC diiringi oleh Paduan Suara Siswa yang menyanyikan Lagu-lagu Nasional seperti: Tanah Airku, Bangun Pemudi Pemuda, Merah Putih, dan Gebyar-gebyar. Acara dilanjutkan dengan pemberian Door Prize yang sangat banyak dan menarik, berupa: 5 unit sepeda motor, 20 unit laptop, 5 unit smartphone, dll. Sementara di luar gedung, hujan turun dengan lebatnya. 


Gambar 4. Penganugerahan Satyalancana oleh Presiden RI

Saking banyaknya doorprize, sampai pukul 13.30 pun belum selesai. Akhirnya kami pun keluar dari gedung SICC dan menuju ke kantin untuk mengambil Snack dan makan siang. Seharusnya peserta mendapat souvenir berupa kaos dan produk dari sponsor, namun karena pengambilan souvenir hanya satu pintu sedangkan peserta yang datang mencapai lebih dari 15.000 orang maka terjadilah antrian yang berjubel dan berdesak-desakan.
Mengingat waktu sudah hampir pukul 14.00 dan kami harus mengejar pesawat, maka kami pun terpaksa menembus hujan yang cukup deras waktu itu. Kami pun basah kuyup karena harus berjalan sejauh hamper tiga kilometer. Dua kilometer menuju bus untuk mengambil koper-koper kami dan satu kilometer untuk kembali ke bunderan dimana sopir taxi menunggu kami, karena tidak memungkinkan bagi sopir itu untuk menuju bus kami mengingat penuhnya parkiran di sepanjang jalan menuju SICC. Sungguh pengalaman yang tak kan terlupa. Baju kami pun basah kuyup dengan bagian bawah rok/clana dan sepatu yang penuh percikan lumpur. 
Dalam keadaan kedinginan karena pakaian yang basah, kami menempuh perjalanan menuju Bandara Soekarno Hatta. Pada pukul 17.00, kami akhirnya sampai di bandara. Kami bergegas checkin kemudian berganti pakaian lalu menunaikan sholat. Pukul 17.30 kami mengurus bagasi, lalu segera menuju ruang tunggu. Satu kejadian yang mencemaskan terjadi lagi. Salah satu teman kami, Bpk Sugeng Widodo tidak ada. Kami bingung mencari kemana-mana karena ponselnya tidak aktif. Demi Alloh, saya sangat cemas waktu itu karena kami harus segera boarding. Tepat pukul 18.00, setelah beberapa dari kami muter-muter, akhirnya WA saya masuk dan beliau muncul dengan senyum-senyum padahal kami sudah sangat bingung. Ternyata pak Sugeng sedang mengecharge batrei HP-nya, dan Bu Ponikem yang dipamiti lupa. Akhirnya kami berjalan menuju tempat boarding pesawat dan sampai tepat pada saat kami dipanggil agar segera naik ke pesawat. 
 Gambar 5. Menuju lokasi boarding di Bandara Soekarno Hatta 

Pesawat kami berangkat dari bandara pukul 18.30 dan seharusnya tiba di jogja pukul 19.40. Namun, saat kami hampir mendarat cuaca di jogja sedang kurang kondusif, terjadi hujan deras sehingga di luar terlihat sangat gelap. Pesawat kami pun harus berputar-putar dahulu, sebelum mendapat posisi yang tepat dan kondusif untuk mendarat. Akhirnya pukul 20.05, pesawat kami bisa mendarat dengan selamat. Hujan pun telah reda. Kami pun mengambil bagasi dan saling berpamitan karena entah kapan lagi bisa pergi bersama. Akhirnya saya pun menuju tempat penitipan sepeda motor, dimana saya menitipkan sepeda motor saya. Saya pun pulang dan sampai di kontrakan dengan selamat pukul 21.00. Perjalanan kali ini sungguh sangat berkesan, penuh kegembiraan sekaligus ketegangan. Terima kasih teman-teman.. Kisah ini takkan terlupa… Semoga tahun depan kita bias bersama lagi dalam event yang sama sebagai penerima penghargaan Satyalancana.. Aamiin…
   

Kamis, 22 Desember 2016

PLPG Gelombang IV Tahun 2016



PLPG GELOMBANG IV TAHUN 2016

            Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang identik dengan sertifikasi guru adalah proses yang dinantikan oleh banyak guru, tak terkecuali saya. Saya menantikan proses ini selama sepuluh tahun lebih. Sejak sekitar tahun 2012 sudah santer diberitakan bahwa PLPG yang selama ini hanya ditempuh selama sepuluh hari akan dirubah menjadi semacam kuliah selama enam bulan bagi guru SD dan satu tahun bagi guru mata pelajaran, yang dikenal dengan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Bahkan pada tahun itu, saya sempat mengikuti seleksi berkas administrasi dan tes tertulis di Universitas Negeri Yogyakarta namun kemudian tidak ada tindak lanjut karena ternyata tidak ada dana dari pusat untuk pelaksanaan PPG selama enam bulan tersebut yang tentunya akan memakan biaya yang sangat banyak.
            Saya menjadi guru sejak tahun 2006, di mana batas dari pelaksanaan proses sertifikasi dengan pola PLPG bagi guru dengan TMT sebelum tahun 2005 dan dengan pola PPG bagi guru dengan TMT setelah tahun 2005. Di mana proses pemanggilan peserta PLPG terutama berdasarkan umur dan masa kerja. Selain itu, bagi guru yang tidak lulus PLPG ada kesempatan mengulangi proses PLPG sampai tiga kali. Hal ini menyebabkan antrian menjadi begitu lama dan tidak habis-habis.
            Pada tahun 2015, dilakukan proses pemberkasan lagi bagi guru-guru yang memenuhi kriteria untuk mengikuti proses sertifikasi guru dengan pola PPG. Bahkan kami sebagai peserta diminta untuk menandatangani surat pernyataan bermaterai yang menyatakan bahwa kami bersedia menanggung sendiri biaya pelaksanaan PPG selama enam bulan tersebut bagi guru SD dan satu tahun bagi guru mata pelajaran, dengan biaya sekitar Rp. 7.500.000,00 per semester. Gelombang protes terjadi di mana-mana, sehingga proses PPG pada tahun 2015 pun batal dilaksanakan.
            Pada tahun 2016, setelah proses perundingan yang sangat alot di level pusat, akhirnya diputuskan bahwa bagi guru dengan TMT setelah tahun 2005 sampai tahun 2015 tetap mengikuti proses sertifikasi dengan pola PLPG. Sedangkan pola PPG akan diterapkan bagi guru dengan TMT setelah tahun 2016. Namun terdapat beberapa perubahan mendasar dalam penetapan peserta, proses pelaksanaan, dan penetapan kelulusan PLPG Tahun 2016 ini. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman melaksanakan sosialisasi PLPG Tahun 2016 pada tanggal 3-4 Oktober 2016 di RM. Twins Asri.  
Gambar 1. Pembekalan PLPG Tahun 2016 di RM. Twins Asri

            Penetapan peserta PLPG tahun 2016 bagi guru dengan TMT setelah tahun 2005 adalah berdasarkan ranking nilai UKG Tahun 2015 dengan batas minimal nilai 80. Sehingga sebagian besar peserta PLPG Tahun 2016 ini masih muda, berkisar umur 30-40 tahun. Pemberkasan calon peserta PLPG Tahun 2016 dilaksanakan pada awal bulan April. Ujian tertulis pada PLPG tahun ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu ujian tulis lokal (UTL) pada hari kelima PLPG dengan batas nilai minimal 70 dan ujian tulis nasional (UTN) yang dilakukan pada hari kesebelas secara online dengan batas nilai minimal 80. Namun, UTN tidak perlu ditempuh lagi bagi peserta PLPG yang sudah mencapai nilai 80 pada UKG Tahun 2015.
            Saya adalah salah satu peserta PLPG Tahun 2016. Akhirnya setelah penantian selama sepuluh tahun lebih. Saat saya ditetapkan sebagai peserta PLPG Tahun 2016, saya baru saja mendapat email dari Dinas Dikpora DIY bahwa saya masuk 34 besar finalis Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2016 yang seleksi finalnya akan dilaksanakan sekitar pertengahan Oktober sampai awal November. Padahal pada awal akhir bulan Oktober sampai awal November saya juga menempuh Ujian Tengah Semester (UTS) Kuliah S2 saya. Akhirnya saya berkonsultasi dengan pihak Tendik Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman dan mendapat solusi agar saya mengajukan surat penyesuaian gelombang PLPG. Saya pun mengajukan permohonan agar saya diikutkan pada gelombang keempat atau kelima.
            Saya pulang dari Jakarta pada Jum’at, 4 November 2016 dan Alhamdulillah bisa meraih medali perak untuk OGN Jenjang SD Tahun 2016. Dua minggu kemudian, yaitu tanggal 16-26 November 2016 saya mengikuti PLPG Rayon 111 Gelombang IV di Hotel Museum Batik, Jln. Dr. Sutomo. Peserta PLPG di Hotel Museum Batik ini terdiri dari 66 orang yang dibagi dalam dua kelas yaitu Kelas 27 dan Kelas 28. Peserta berasal dari Kabupaten Sleman, Bantul, Magelang, dan Semarang. Dari 66 orang peserta, hanya 15 orang peserta yang masih harus mengikuti UTN, berarti sebanyak 51 orang sudah mendapat nilai UKG di atas 80.
            PLPG gelombang IV dimulai pada Rabu, 16 November 2016 secara serentak. Di Hotel Museum Batik, PLPG dibuka oleh Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. (Wakil Rektor II UNY). Beliau juga memaparkan tentang materi Kebijakan Pengembangan Profesi Guru dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hari Kamis, kami mendapat materi tentang Materi Profesional, Paket Keahlian Guru Kelas SD untuk mata pelajaran IPA oleh Bapak Ikhlasul Ardhy, M.Pd. dan Materi Pedagogik tentang Kurikulum 2013 oleh Ibu Supartinah, M.Hum. Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan Bapak Ikhlasul Ardhy, M.Pd. dan mengucapkan terima kasih karena sempat membimbing saat persiapan seleksi OGN tingkat provinsi. Menurut saya, beliau adalah dosen yang cerdas. Banyak hal yang belum saya pahami dapat beliau jelaskan dengan baik sehingga saya menjadi paham. Saat menyampaikan materi IPA beliau banyak memberikan contoh-contoh praktis dan sederhana saat menjelaskan materi ke peserta didik. 
Gambar 2. Pembekalan Materi IPA di Kelas 27

Hari Jum’at, tanggal 18 November 2016, kami memperoleh pembekalan materi IPS oleh Dr. Anwar Senen, M.Pd. dan PPKn oleh Bapak Faturrohman, M.Pd. Hari Sabtu dan Minggu, kami mengikuti proses pembelajaran full dari pagi jam 8 sampai jam 10 malam. Sedangkan pada hari Senin-Sabtu dari jam 12.30 siang sampai jam 10 malam, mengingat para dosen harus memberi perkuliahan dulu di kampus UNY. Hari Sabtu, tanggal 19 November kami memperoleh pembekalan materi professional Bahasa Indonesia dan materi pedagogik Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Hari Minggunya, kami mulai menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak dua RPP Tematik, satu untuk kelas bawah dan satu untuk kelas atas. Dilanjutkan dengan Pengembangan Materi Ajar untuk melengkapi dua RPP tadi.
Hari Senin, 21 November 2016, kami menyiapkan Perangkat Penilaian dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) meliputi kisi-kisi penilaian, soal/instrument penilaian, dan rubrik penilaian. Dilanjutkan dengan pembuatan Media Pembelajaran pada hari Selasa. Semua produk hasil PLPG berupa RPP, Materi Ajar, Perangkat Penilaian, dan Media Pembelajaran dinilai oleh dosen pembimbing pada saat proses pembelajaran materi tersebut. Berikut gambar satu dari empat media pembelajaran yang saya buat saat PLPG.   
Gambar 3. Media Pembelajaran Tematik Kelas 5 Muatan MTK tentang Letak Suatu Benda

Hari Rabu, tanggal 23 November kami mulai melakukan Peer Teaching. Setiap kelas dibagi menjadi tiga kelompok, setiap kelompok terdiri dari sebelas orang. Pada saat itu kami dibimbing oleh Ibu Enny Zubaidah, M.Pd. Beliau banyak memberikan masukan kepada kami baik dalam redaksional tujuan pembelajaran di RPP, maupun terkait bagaimana penampilan kami saat peer teaching. Hari Kamisnya, kami mengikuti Penilaian Kinerja yang sesungguhnya. Kami semua berusaha untuk menampilkan yang terbaik dengan memanfaatkan semua perangkat RPP dan Media Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Alhamdulillah semua dinyatakan lulus Uji Kinerja. Dan pada malam itu juga, semua produk hasil PLPG dijilid jadi satu dan dikumpulkan. Akhirnya kami bisa bernafas dengan lega dan packing semua barang bawaan agar pagi harinya bisa segera pulang. Mengingat siangnya, saya harus terbang ke Jakarta untuk mengikuti Simposium Guru dan menghadiri Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2016 di Sentul International Convention Center (SICC) di Bogor.
Pagi harinya, Jumat, 25 November 2016 pukul 09.00 WIB, bertepatan dengan HUT PGRI yang diperingati sebagai Hari Guru, PLPG Gelombang IV di Hotel Museum Batik dinyatakan ditutup. Namun, bagi peserta yang masih harus mengikuti UTN pada hari Sabtu belum diperbolehkan pulang. Alhamdulillah, satu proses lagi dalam hidupku terlampaui dengan baik dan sukses. Nantikan kisah selanjutnya di Simposium Guru Nasional Tahun 2016 ya…