Nama saya Erni Kristianingrum, saya lahir di Semarang tanggal 24 Desember 1982. Saya lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang sangat menyayangi satu sama lain. Almarhum ayah saya adalah seorang Tentara Angkatan Darat dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kami dibesarkan dalam kesederhanaan dan kedisiplinan. Ibu saya berusaha agar gaji dari ayah kami dapat mencukupi kebutuhan kami sehari-hari tanpa berhutang.
Alhamdulillah, Allah SWT menganugerahi
saya otak yang cemerlang. Sejak berumur kurang dari 4 tahun, saya sudah ikut
Kakak saya sekolah di TK Panti Dewi. Saya mulai bersekolah di SD Negeri Tanjung
Tirto I ketika baru berusia 5,5 tahun. Saya selalu mendapat ranking 1-3 di
kelas. Saya pun lulus dengan nilai yang sangat memuaskan sehingga dapat
melanjutkan ke SMP favorit di daerah saya, yaitu SMP Negeri 1 Kalasan. Seperti
waktu di SD, di SMP pun saya selalu meraih peringkat 1-3 di kelas dan lulus
dengan nilai yang sangat memuaskan. Ketika itu, saya mulai mendapatkan beasiswa
dari jenjang SMP sampai sekarang kuliah S2.
Mengingat penghasilan keluarga yang
pas-pasan sedangkan biaya untuk sekolah saya dan kakak saya cukup besar, maka
Bapak dan Ibu menyekolahkan kami di SMK. Mereka khawatir tidak sanggup
membiayai kuliah kami kelak karena kami berdua hanya selisih satu tahun di
bangku sekolah. Akhirnya kami berdua bersekolah di SMK Negeri 2 Depok yang
lebih dikenal sebagai STM Pembangunan Yogyakarta (Stembayo). Kakak saya di
jurusan Elektronika Komunikasi, sedangkan saya jurusan Kimia Industri. Di sini
saya menempuh pendidikan selama empat tahun, berbeda dengan sekolah-sekolah
pada umumnya.
Setelah lulus dari SMK saya mencoba
mengikuti UMPTN dan akhirnya diterima di pilihan kedua saya yaitu jurusan
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Alhamdulillah pada bulan
Februari 2006, saya lulus dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3,77 peringkat
kedua dari semua wisudawan/wisudawati. Setelah itulah perjuangan hidup saya
baru dimulai. Ternyata lulus dengan predikat Cumlaude bukan berarti kita mudah
mendapat pekerjaan. Akhir tahun 2005, ketika UU Guru dan Dosen mulai berlaku
maka sekolah-sekolah negeri dilarang keras mengangkat tenaga guru honorer. Saya
sudah berkeliling dan mengajukan lamaran ke beberapa SMA/SMK yang ada di
Yogyakarta dan tak satu pun berani mengangkat guru honorer baru.
Ketika itu saya hanya mengisi waktu
dengan menjadi tenaga pengajar les privat untuk mata pelajaran matematika baik
SMP maupun SMA dan juga berkeliling ke luar kota bergabung dalam grup Gamma
Exacta mendampingi anak-anak SMA/SMK yang akan mengikuti UN dan UMPTN. Sampai
akhirnya terjadilah gempa dahsyat di DIY pada bulan Juni 2006 yang menelan
banyak korban dan memporak-porandakan bangunan. Hal itu tidak menyurutkan
semangat saya untuk mencari pekerjaan dan akhirnya saya banting setir menjadi
guru SD.
Saya memulai karir saya sebagai guru
SD pada bulan Juli 2016 di SD Muhammadiyah Pajangan 2 Berbah. Pada tahun
pertama saya mengajar di kelas 4B dengan jumlah siswa yang sangat banyak yaitu
33 orang. Terlebih lagi banyak anak yang sangat aktif bergerak. Ketika itu
sungguh saya kesulitan dalam mengelola kelas. Untungnya anak-anak tersebut
tergolong anak-anak yang cerdas.
SD
Muhammadiyah Pajangan 2 adalah sekolah dasar muhammadiyah yang cukup ternama di
lingkungan Kecamatan Berbah. Berdiri pada tanggal 1 Januari 1968. Terletak di
dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY dengan luas areal 2200 m2.
Visi SD Muhammadiyah Pajangan 2 adalah menjadi sekolah yang unggul dalam
akhlaqul karimah, prestasi akademik, dan ketrampilan.
SD
Muhammadiyah Pajangan 2 terdiri dari dua rombel sehingga memiliki 12 ruang
kelas, 1 ruang kantor KS dan guru, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium Multimedia, 1 ruang kantin kejujuran, 1
musholla, 1 ruang gudang, 1 ruang dapur, 1 tempat parkir siswa dan guru, 8
kamar mandi/WC, dan 1 peturasan. Jumlah murid kelas 1-6 sekitar 300 orang per
tahun.
Seluruh
guru di SD Muhammadiyah Pajangan 2 bertatus sebagai guru titak tetap (GTT) atau
guru tetap yayasan (GTY). Begitu juga dengan karyawannya, berstatus pegawai
tidak tetap (PTT) atau pegawai tetap yayasan (PTY). Hanya Kepala Sekolah saja
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seluruh guru di sekolah kami sudah
berijazah S1, bahkan ada yang sudah S2.
Sekolah
kami secara finansial masih belum mampu memberi honor yang cukup, bahkan masih
jauh di bawah UMR ketika saya pertama kali masuk pada tahun 2006. Honor yang
saya terima hanya cukup untuk membeli bensin. Padahal saya harus kredit sepeda
motor pada waktu itu. Tiga tahun pertama sungguh sangat sulit. Saya harus
mencari tambahan uang agar bisa membayar cicilan motor Rp. 458.000,00 per bulan
sedangkan gaji saya hanyalah separohnya. Saya memperbanyak jumlah murid les
privat saya. Tiap sore jam 4 saya ke rumah-rumah mereka dan pulang jam 5.30
menjelang maghrib. Hari Jum’at dan Sabtu saya bisa memberi les sampai 3 sesi
dan pada hari Minggu bisa 4-5 sesi dari pagi jam 8 sampai malam jam 8. Satu
sesi les adalah 90 menit dengan biaya Rp. 12.500,00 pada waktu itu. Murid les
saya adalah anak-anak kelas 5-6 SD. Terutama saya memberi les tentang mata
pelajaran yang akan di UN-kan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Untuk jenjang SMP, saya memberi les Matematika dan IPA,
sedangkan untuk jenjang SMA saya memberi les Matematika dan Kimia.
Ketika
ada seleksi penerimaan CPNS saya mencoba untuk ambil bagian, karena Ibu saya
mengidam-idamkan anaknya bisa diterima sebagai PNS. Saya ikut beberapa kali
namun selalu gagal. Kualifikasi pendidikan saya yaitu Pendidikan Kimia hanya
membutuhkan 1-2 orang saja, sedangkan orang yang mendaftar sangatlah banyak.
Entah mengapa teman satu kelas saya semasa kuliah yang kemampuannya di bawah
saya, malah ketrima. Orang bilang itu karena suaminya bekerja di BKD. Wallahu
a’lam.
Mengingat
saya bekerja sebagai guru SD, saya merasa bahwa latar belakang pendidikan saya
kurang sesuai. Maka pada tahun 2009, saya mengambil kuliah S1 kedua dengan
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Terbuka (UT)
Yogyakarta. Saya menempuh kuliah itu bersama satu orang teman guru di SD
Muhammadiyah Pajangan 2 juga, yaitu Bu Dian Wisnu Nugraheni guru kelas IA. Kuliah
dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu selama 5 tahun. Namun, saya tetap
memberi les privat di sela-sela waktu yang ada.
Selain
menempuh kuliah PGSD, saya khususnya dan juga teman-teman guru yang lain terus
berupaya meningkatkan kompetensi professional. Saya sering mengikuti seminar,
pelatihan, diklat, dan workshop baik yang diselenggarakan oleh Jaringan Sekolah
Muhammadiyah (JSM), UPT Yandik Berbah, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman,
Dikpora DIY, maupun penyelenggara lainnya. Kemudian, guru yang telah slesai
mengikuti seminar/pelatihan/diklat/workshop bertugas untuk sharing pengalaman
dan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya dari kegiatan tersebut.
Kepala
Sekolah (KS) kami, baik yang dulu Bpk Sugiyatono, S.Ag. maupun Bpk Suwardi,
S.Pd.I. yang saat ini telah menjabat KS selama 8 tahun mengizinkan dan
mendorong para guru dan karyawan untuk terus meningkatkan kompetensi
professional. Saya dan Bu Dian mulai menempuh kuliah S1 PGSD pada tahun 2009,
kemudian disusul oleh Bu Etri Widiastuti dan Bu Riyanti juga menempuh S1 PGSD
mulai tahun 2011. Petugas perpustakaan, Bu Eni Isnadiyah juga telah melanjutkan
ke jenjang S1 dari semula jenjang D3. Disusul oleh Bpk Dwi Prasetyo yang
melanjutkan kuliah ke jenjang S2 jurusan Pendidikan Matematika di Universitas
Negeri Surakarta (UNS) dan sekarang telah lulus dan mendapat gelar MPd.
Sejak
tahun 2013, sekolah kami dipercaya sebagai Sekolah Rintisan Kurikulum 2013.
Satu-satunya SD yang dipercaya untuk menerapkan Kurikulum 2013 pertama kali di
Kecamatan Berbah. Kami patut berbangga dengan hal itu. Pada tahun pertama, guru
kelas 1 dan kelas 4, Kepala Sekolah, Guru Olahraga, dan Guru SBK dikirim untuk
mengikuti Diklat Implementasi Kurikulum 2013. Tahun 2014 giliran guru kelas 2
dan kelas 5, dan terakhir pada tahun 2015 untuk guru kelas 3 dan kelas 6.
Salah satu peristiwa yang takkan terlupakan
dalam hidup saya terjadi pada tahun 2014. Ketika itu ada seleksi penerimaan
CPNS dan kali ini tesnya sudah secara online dengan sistem CAT. Katanya dengan sistem
ini tidak akan ada lagi kecurangan-kecurangan dalam proses seleksinya.
Berhubung ijazah S1 PGSD saya waktu itu belum keluar, saya menggunakan ijazah
S1 Pendidikan Kimia saya. Saya mendaftar di Pemkot Yogyakarta di tiga formasi.
Formasi pertama Analisis Jabatan di Dinas Pendidikan hanya membutuhkan 1 orang.
Pilihan kedua di Dinas Sosial membutuhkan 2 orang dan pilihan ketiga di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) membutuhkan 2 orang.
Seleksi
dengan sistem online saya lalui dengan sukses dan meraih nilai TKD 407, nilai
tertinggi kedua dari seluruh peserta seleksi tes CPNS Pemkot Yogyakarta di
semua formasi. Wajar jika saya berharap bisa diterima sebagai CPNS. Namun
ternyata harapan itu kembali hancur. Saya dinyatakan tidak diterima karena yang
dilihat hanyalah di pilihan formasi pertama saja. Sesuatu yang sangat tidak
masuk akal. Saya sudah melaporkan kasus ini lewat Ombudsman Yogyakarta, namun
hasilnya juga nihil. Akhirnya saya mengikhlaskan semuanya, mungkin bukan takdir
saya menjadi seorang PNS.
Saya
tidak berkecil hati, semua saya lalui dengan ikhlas. Saya terus berupaya
meningkatkan kompetensi saya. Tahun 2014 saya mengikuti pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 dan mendapat nilai akhir tertinggi. Hingga akhirnya pada tahun
2015, saya dipercaya menjadi Instruktur Nasional (IN) Kurikulum 2013 dari
Kabupaten Sleman bersama dua orang guru yang lain, yaitu Bu Anastasia Yulinda
dari SD Negeri Tlacap dan Bu Eko Wati Ansis dar SD Budimulia Dua.
Selain
itu, saya juga berbagi ilmu dengan menjadi freelance
editor di sebuah penerbit swasta di Yogyakarta sejak tahun 2014. Saya
menjadi editor untuk seri buku soal US SD, TTS SD, UN SMP, TTS SMP, UN SMA, dan
persiapan SBMPTN. Sampai sekarang ada sembilan buku yang sudah saya edit dan
telah diterbitkan. Untuk jenjang SD, saya mengedit soal-soal untuk mata
pelajaran IPA dan IPS, jenjang SMP mata pelajaran IPA, jenjang SMA dan
persiapan SBMPTN untuk mata pelajaran Kimia.
Mengingat
usia saya sekarang sudah menginjak 34 tahun dan sepertinya tidak akan ada
seleksi penerimaan CPNS lagi, saya mengambil kesempatan mengikuti seleksi
Penerima Beasiswa S2 dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY dan
dinyatakan lolos seleksi. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan S2 jurusan
Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di semester pertama.
Pada
UKG tahun 2015, saya mendapat nilai yang bagus yaitu 86,6 dan dinyatakan
memenuhi di semua Kelompok Kompetensi (KK). KK untuk guru SD ada sepuluh macam
dari KK A sampai KK J. Akhirnya saya pun dipanggil Diklat Calon IN Guru
Pembelajar selama 9 hari pada tanggal 16-24 September 2016 di Hotel Cavinton
Yogyakarta. Alhamdulillah lulus dengan predikat nilai Baik Sekali. Selang
beberapa minggu, saya diberi amanah sebagai Mentor Moda Daring Guru Pembelajar
SD Kelas Atas untuk KK C dan KK A. Sebenarnya saya ingin mengundurkan diri
mengingat sudah terlalu banyak amanah yang saya emban, namun ternyata sangat
sulit. Akhirnya saya tetap menerima tugas tersebut, walau tidak bisa maksimal
dalam pelaksanaannya.
Alhamdulillah
akhirnya saya bisa menyelesaikan salah satu amanah dan bisa menyumbangkan
medali perak bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di ajang Olimpiade Guru
Nasional (OGN) Tahun 2016 ini. Masih banyak amanah yang lain, yaitu sebagai
Wali Kelas VIA, Mentor Moda Daring KK CA, Kuliah S2 di UAD, dan menempuh PLPG
sebentar lagi. Semua saya kerjakan semampu saya, semaksimal mungkin yang saya
bisa lakukan. Semoga Allah SWT melimpahkan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.
Aamiin.
Itulah
sekelumit deskripsi tentang diri saya. Semoga bisa menginspirasi Bapak/Ibu atau
siapapun yang membaca tulisan ini. Inilah diri saya, saya bersyukur sekali atas
segala kelebihan yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada saya. Akan saya
gunakan semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi keluarga, sekolah,
masyarakat, dan dunia pendidikan di Indonesia. Selalu belajar dan belajar
meningkatkan kemampuan agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Saya masih
mempunyai mimpi bisa segera menyelesaikan S2 saya dan melanjutkan ke jenjang
S3. Namun sebaik-baiknya rencana saya, rencana Allah SWT pastilah yang terbaik.
Tetap semangat Bapak/Ibu, mari kita majukan pendidikan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar